Indonesia
merupakan negara kepulauan beriklim tropis memiliki keanekaragaman hayati yang
sangat tinggi. Hal tersebut merupakan potensi yang sangat besar dalam
pengembangan serat alam. Secara umum serat alam dapat digolongkan menjadi tiga
jenis yaitu serat selulosa, serat protein dan serat mineral. Serat selulosa
pada umumnya diperoleh dari tanaman mulai dari batang, daun, buah dan biji.
Termasuk Serat Daun Nanas yang sekarang dikembangkan di UKM ALFIBER Kp. Cijoged
Desa Cikadu Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat.
Kain
Serat Daun Nanas merupakan kain yang terbuat dari serat daun nanas yang
dipintal menjadi benang secara manual, kemudian ditenun dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Pembuatan kain serat daun nanas ini dilakukan oleh UKM ALFIBER dalam upaya meningkatkan nilai tambah (Value Added) khususnya nilai ekonomis dan nilai fungsi dari daun
nanas yang selama ini banyak dibuang atau belum termanfaatkan secara optimal.
Serat
adalah suatu meterial yang perbandingan antara panjang dan lebarnya sangat
besar dan molekul – molekulnya menyusun dan terorientasi terutama ke arah
panjang. Berdasarkan bentuknya serat terdiri dari 2 jenis yaitu serat pendek
(stapel) dan serat panjang (filamen). Serat atau fiber juga bisa didefinisikan
sebagai suatu material yang menjadi bahan baku pembuatan benang dan kain. Sifat
yang dimiliki oleh setiap serat biasanya mempengaruhi cara pengolahan benang
atau kain, disisi lain sifat serat juga mempengaruhi kualitas dari benang atau
kain yang dihasilkan.
Serat
Daun Nanas merupakan salah satu serat alam yang tergolong dari jenis serat
selulosa atau tumbuh-tumbuhan. Serat daun nanas (pineapple–leaf fibres)
adalah salah satu jenis serat yang berasal dari tumbuhan (vegetable fibre)
yang diperoleh dari daun-daun tanaman nanas yang diekstraksi, kemudian
dibersihkan dan dijemur hingga kering. Adapun proses ekstrasi atau pembuatan serat daun nanas ini dapat dilakukan
dengan dua metode yaitu secara manual dan menggunakan mesin dekortikator.
Pembuatan secara manual diawali dengan proses perendaman untuk memisahkan zat
perekat pada daun nanas, untuk kemudian dapat dikerok menggunakan pisau atau
alat khusus. Pembuatan serat nanas menggunakan mesin dekortikator dilakukan
pada kondisi daun dalam keadaan segar dan basah. Sehingga dapat memudahkan
pemisahan zat-zat yang ada disekitar serat dan menghindari kerusakan pada
serat. Daun-daun nanas yang telah mengalami proses dekortikasi, kemudian dicuci
dan dikeringkan melalui sinar matahari, atau dapat dilakukan dengan cara-cara yang
lain. Serat
Daun Nanas memiliki sifat yang lembut, halus, kuat dan berkualitas baik untuk
dijadikan kain dari serat alam baik kain tenun maupun kain non woven. Selain itu produk akhir yang dapat dihasilkan
dari serat nanas antara lain tirai penutup jendela, wall paper (kain pelapis
dinding), bahan baku kertas (pulp), berbagai jenis kerajinan seperti tas,
gorden, rambut palsu, fiber interior mobil, tambang, jala ikan, dan bahan baku
pembuatan furniture seperti meja, papan, asbes, dan lain sebagainya.
Proses
pembuatan Kain Serat Daun Nanas di UKM ALFIBER dilakukan dengan cara
pemberdayaan masyarakat khususnya kaum ibu-ibu di lingkungan usaha UKM ALFIBER
baik dalam proses pemintalan maupun proses pertenunan. Proses pemintalan atau
pembuatan benang masih menggunakan cara manual atau disambung setiap helai
serat menggunakan tangan dengan teknik khusus (sambung tenun). karena
pemintalan masih disambung, maka benang yang dihasilkan memiliki simpul dari
setiap sambungan, sehingga kain yang dihasilkannya pun memiliki keunikan dan
ciri khas yaitu adanya simpul – simpul
kecil yang muncul pada kain. Proses Pertenunan Kain Serat Daun Nanas di ALFIBER
menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) hasil modifikasi, dimana prosesnya
yaitu menyilangkan antara benang lusi dengan benang pakan.
Saat ini ALFIBER telah mengembangkan alat tenun modifikasi yang
disebut dengan ATBM Dogan. ATBM Dogan merupakan singkatan dari dobby dan
gedogan. ATBM Dogan merupakan ATBM yang dirancang khusus dengan beberapa
kelebihan untuk membuat kain dengan menggunakan tenaga manusia. ATBM Dogan
diciptakan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dari alat tenun gedogan
dan menyederhanakan bentuk serta fungsi ATBM Dobby.
Kelebihan ATBM Dogan antara lain mesin portable,
motif anyaman bisa bevariasi, cocok untuk benang serat alam dan harga yang
terjangkau. Walapun memiliki keunggulan, masih terdapat beberapa kekurangan
dari ATBM Dogan yang dapat disempurnakan. Antara lain lebar dan panjang kain
terbatas dan proses kerja relatif lebih lambat.
Adapun Kain Tenun Serat
Daun Nanas yang tersedia di UKM ALFIBER diantaranya :
Kain Serat Daun Nanas : Lebar 120 cm x panjang 200
cm
Kain Serat Daun Nanas : Lebar 50 cm x panjang 200
cm
Selendang Serat Daun
Nanas : Lebar 60 cm x panjang 180
cm
Semakin meningkatnya produksi kain tenun serat
nanas, diharapkan dapat menjadi bahan alternatif dalam pengembangan fashion di
Indonesia.
No comments:
Post a Comment